Puisi Persahabatan Cinta | Surat Pada Sahabat Lama

SURAT PADA SAHABAT LAMA
Ari Saptaji

kota yang luas, langit yang membentang ini
mestikah seorang saja kunikmati?
sedang engkau tak kujumpa lagi

karena tak bisa kita saling mencinta
sehingga Kain menegakkan dagunya
dan langit tembaga dibentaknya
"Apakah aku penjaga saudaraku?"

daun-daun menggigil, dan putus dari rantingnya
angin rembang mendesah, nyelinap ke relung gua
jagat raya luruh jadi padang gurun dan kembara
requim demi requim, amis darah baunya

kota, demikianlah aku menamainya
gelegak perang, demikianlah denyut jantungnya

sejarah mencatat dari Sinear sampai Golgota
gagak-gagak berkelebat jadi konfeti satu warna
jantera bumi, betapa uzur dan usang
pada punggungnya zaman demi zaman melempari mati
para nabi yang bersaksi dengan berani
menantang aku meninggalkan dunia ini

kaukirimkan padaku, perkamen-perkamen berdarah
sejak Habel sampai Isa
"Dunia ini tidak layak bagi mereka!"

kota yang luas, langit yang membentang ini
mestikah seorang saja kunikmati?
sedang engkau mulai kurindukan lagi

(P.S. aku termangu mengingat kartu posmu
"Sahabat, kalau sunyi ini tak lagi tertahankan
beranikanlah membangun cinta di awan-awan!")

Yogya, 1994


Category Article , ,