SiapakahSelia HermawatiEntah, aku sudah bilang, ITU BUKAN AKU!!!perempuan itu, tutur katanya yang halus tapi iblis...brengsek tingkah lakunya...selama ini, seburuk apa pun tingkah laku ku, tak pernah rasanya aku ingin merugikan orang lain...selama ini, sejahat”nya diriku,, masih ku bawa nurani ku untuk tidak merugikan orang lain..selama ini,, sekesal-kesalnya diriku, tak pernah ku ingin mengkambinghitamkan orang lain..selama ini,, kepada orang lain, tak ingin aku menyengsarakan orang lain sekalipun aku tak pernah mengenalnya..Tapi DIA!!!Belum sempat aku mengenalnya dan tahu namanya,Belum sempat aku mengenal wajahnya lama,,Belum sempat aku tahu siapa dirinya,,,KEBUSUKANNYA,, membuat aku faham segalanya..FAHAM siapa dia,, tak perlu aku mengenalnya...Tak perlu aku sadar siapa dia...BUSUK!!! Lebih BUSUK dari apa pun yang busuk di muka bumi ini,,Dia belum kenal siapa aq, hanya tahu,,,AKU teman dari musuhnya...Tak pernah ku anggap dia musuh ku..bibir ku salalu menampakkan senyum saat bertemunya...meskipun aku tak kenal!!!MUAK rasanya diriku... ingin rasanya ku beri dia SENYUM kembali dengan BOKONG ku..Menurut pribahasa,,, hal itu lebih kejam dari pembunuhan!!!Hal itu lah yang dia tuduhkan pada ku!!!Teman,,, sudah kubilang,, itu bukan aku... jangan dengar dia!!! BUSUK dia!!!Tuhaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnn.............................................Apakah engkau sedang menguji kesabaranku???Jika benar itu ujian bagi ku,,, sabarkan hati ku... berikan petunjuk,, apa yang harus ku perbuat !!!Dan kemudian tunjukkan kebenaran...tuhan.....6 April 2013
Puisi Siapakah | Selia Hermawati
Puisi Alur Dongeng | Pratiwi Purnama Sari
Alur DongengPratiwi Purnama SariSaat jiwa menjadi wayangDan saat hati menjadi tumbalDan bayangan menjadi pengamatNadi terus berkataSampai kapan aku disini?Sampai kapan aku akan menemani mu?Dan saampai kapan aku akan bersenandung untuk sang bayangan?Aku sudah mulai bosan mendongengAku sudah mulai bosan menjadi wayangDan aku sudah mual menjadi tumbalTapi aku tetaplah sang pendongengTetap juga sang wayangDan masih sama tetap menjadi tumbalTangga Lotus, 24 Februari 2013
Puisi Antara Aku Kau Dan Dia | Juni Ali Mukarom
ANTARA AKU KAU DAN DIAJuni Ali MukaromBagai ombak terpecah menabrak karang.Hati yang tak lagi bisa menipu.Perasaan yang tak ladi bisa menghindar.Begitukah perasaanku saat ini.Sudah terlanjur sakit, sakit dan sakit.Kenapa,Kuharus tahu yang sebenarnya.Seperti bayi yang menangis karena tahu betapa sulitnya hidup.Kenapa,Akupun menangis tertahan senyum.Akupun kecewa, kecewa dan kecewa.Dia menusukku dari belakang.Menusuk, menusuk dan trusmenusuk.Dan untuk kau kenapa kau tak jujur padaku.Kau mengecewakanku.Memilih dirinya dibandingkan aku.Ucapan dari bibir manismu.Pandangan dari mata birumu danTatapan dari raup wajah anggunmu.SEMUANYA HANYALAH BOHONGKuterjebak dan kutertipuSemua hanyalah rekayasa.Akhirnya kutahuKau mengecewakankuDan dia membohongiku.31 Juli 2010
Puisi Untuk Calon Ibu Dari Anak-Anakku | Anwar
Untuk Calon Ibu Dari Anak-AnakkuAnwarmemandangmu....bukan saja tuhan telah menciptakan keindahan tapi juga kesempurnaanbersamamu...bagai dipeluk kehangatan yang menghidupkan cahaya kehidupanuntukmu..aku hanya bisa memberikan segenggam kebahagiaan dan sekeranjang cintakehidupan boleh digantikan kematiannamun.cintaku padamu takan pernah tergantikanBandung, juli 2008
Puisi Benang Takdir | Pratiwi Purnama Sari
Puisi Tentang Udara | Destiana Damayanti
UdaraDestiana DamayantiUdara adalah nyawakuKau jangan marah pada kami yang telah menyakitimuKami telah mengotorimuTetapi kami tetap membutuhkanmuTanpamu aku tidak bisa hidupAsap mobil dan motor telah mengotorimuAsap pabrik telah mencemarimuMaafkan kamiSemua ini ulah kamiTapi kami pun tak bisa hidup tanpa iniSumedang, 12 April 2013
Puisi Ibuku yang Tersayang | Adelia
Ibuku yang TersayangAdeliajangan lah kau menangisjangan lah kau bersedihairmatamu bagaikan permataairmatamu bagaikan pelitaaku cinta padamukutakan membiarkanmu bersedihkuingin membuatmu bahagia...untuk selamanya ......Demak,07 april 2013
Puisi Adakah Engkau Masih ? | Gin Nun
Adakah Engkau MasihGin Nunadakah yang tersisadari luapan kata-kata"...demi rakyat kitademi bangsa kitademi negara kita..."masihkah penghilatanmu melihatnyapendengaranmu mendengarnyabenih-benih janji dalam orasisebelum engkau seperti kini?masih adakah benih itu terpeliharaadakah engkau masih kitawahai yang di sana?...lupa?Subang, 1 Februari 2013
Puisi Ibu "Satu Nama Yang Tak Akan Ku Lupa" | Alif Wahyu
IBUAlif Wahyusatu nama meski dimana selalu kubawasatu nama dia ada walau aku dalam situasi apa.....berkaca kaca tak terasa jatuh air mata,,disini dalam sederhana..ingat semua tentang belaiannyaingat semua tentang kelembutannyahangat terasa meski lama kejadiannya..kidung manja nyanyian bahagiairama tawa hancurkan Duka,,ingatkan aku pada satu nama.......IBU....jonggol-Bogor, 07-04-2013
Puisi Do'a dalam Harap | Alif Wahyu
Do'a dalam HarapAlif WahyuDuduk manis ditemani secangkir kopirenungi diri kenali setiap hari...aku siapa,...aku,,,ini dimana...se'olah diam namun pemikiran jalan..mata terpejam namun hati melawan,,,......Duhai,,,pendengaraaaan..................Duhaii,,,,atas nama bualan.............Duhai,,,atas nama kebesaran...,,Dimanakah letak kebahagia'an???,,...Hidupku dalam ketiada'an,,Hidupku dalam lekurangan,,Hidupku,,,Dalam kumpulan otak penuh rancangan juga pertimbangan...kapan,,,kapankah aku dapat giliran??,,..kapan,kapankah kerja kerasku, kesabaranku.dapat keberhasilan,...Tuhan,,aku mohonkan,,tolong Tuhan,,sampaikan ceritaku,amarahku,dukaku juga celotehku,pada mahlukMu yang Engkau titipkan kelebihan juga kelapangan...Tuhaaaaan,,,,,,,jika mereka tetap diam,,Tamparlah dengan petirmu..AAMIIN!!!!jonggol-Bogor, 06-04-2013
Puisi Bismillah | Alif Wahyu
BismillahAlif WahyuBanyak orang butuh kamu,-Banyak orang perlu kamu,-Banyak orang yang percaya akan syafa'at,_yang kau kandung....._Dari orang bejatsampai orang Terhormat,,-punya niat,bahkan ketika dapat,,-Baik tekanan maupun kelapangan...kau seperti sugesti,,kau ,,seperti pemerhati,,-kau,,seperti Hakim dalam jiwa juga sanubari,,-dan,kau......jujur ku akui memang hebat,.lewat panutan kau ter'ucap hingga tertulis,-Dilisan,...jonggol-Bogor, 06-04-2013
Puisi Kursi Keadilan | Hidayat
Kursi KeadilanHidayatWalaupun hidupku hanya makan tempe dan tahuAku bangga dengan negeri iniNegeri ini begitu indahDengan hadirnya gunung-gunungAir laut yang berlarian di deburan ombakPadang rumput yang indah bergoyang kesana kemariMengikuti hembusan anginTiap hari aku duduk di pojok derita negeri iniMenikmati keindahan negerikuNamun di sudut lainBencana di biarkan berpesta poraPemimpin-pemimpin perut buncit seharusnya kasihanMelihat anak PorongTerlantar di jalanan, mati kelaparanKarena ulah dari pemimpinYang membiarkan lumpur panas bergejolak, bertingkah semaunyaKadang aku bingungKemana demokrasi menghilangYang katanya…Dari rakyat, untuk rakyat,dan oleh rakyatTapi apa….!Bandit-bandit keparatMembiarkan rakyat sekaratSampai rakyatpunMenjadikan tumpukan sampah sebagai rumah makanYang menyediakan makanan dan minuman enakDan siap sajiLihat saja...!Mie basi mereka anggap Spageti dari CinaTelor dadar basi di anggapnya Pizza dari InggrisAku kasihan melihat merekaDan aku yakin semua rakyat ingin keadilanmu,Kejujuranmu dalam memimpin negeri iniIni pesankuUntuk para pemimpin dan rakyat jelata negeri iniWonosobo, 17 Oktober 2012
Puisi Perpisahan "Kenapa Dirimu Membawa Cintaku Pergi" | Yuli Kahirani
PERPISAHANYuli KahiraniAku rapuh tanpa mu..aku sakit tanpa mu..aku terasa mati tanpamu..Kenapa diri mu pergikenapa dirimu pergi tinggalkan diriku sendirikenapa terlalu cepat perpisahan ini terjadiApa gak ada kesempatan untuk ku lagiapa salah ku..apa dosa ku..Mungkin hanya hari dan waktu yang akan menjawab ini semuaaku hanya bisa menunggu kehadiran dirimu kembali disisi ku untuk yang ke 2 kali ya..indrapura 04 April 2013
Puisi Ku Hadiahi, Karena Kau Lahir Sebagai Mawar | Slem Reog
Ku Hadiahi, Karena Kau Lahir Sebagai Mawar_ Pada Eka Sari Marlina wiratmajaSlem Reogsudah genap empat hari waktu berlari dari tanggalnya tepat dimana kau lahir dengan selamat;ku bungkus puisi ini dalam kado merah ke biru-biruan , niatku sebagai kado hadiah ulang tahunmu yang kesembilan belas tahun katanya;baiklah tepat di bagian bait ini aku kan banyak bercerita tentang masa silammu dan kalau boleh lancang ku coba juga menulis separuh dari apa yang ku rasa pada mimpi-mimpimu, mungkin tentang yang akan datang atau yang belum juga rampung kau mimpikan , begitulah tawaranku yang mungkin kau anggap ini adalah kekonyolanku atau bahkan kau akan bilang kegilaanku tapi terserahlah kau mau bilang apaseperti yang ku katakana di bagian bait ini aku akan banyak bercerita tentangmu tentang mawarmu yang mungkin kau sengaja lupa menaruk di halaman rumahku tepat dibagian jantung atau memang kau benar-benar lupa bahwa kau pernah menanam bunga-bunga sejenis mawar yang tumbuh indah, dan sekarang sudah sampai waktunya kau memanen aronya. mungkin sebagai pengharum rumah atau penghias ruang hati kecilmu yang keadaannya sangat sederhana, tidak perlu repot-repot buat pot atau sejenis wadah yang berharga mewah kau hanya cukup menjaga, merawat ,siapa tau akan tumbuh bunga-bunga lagi sebagai simpanan kala bunga yang satunya layu duluantepat pada perayaan ulang tahunmu, pasti teman dekat teman jauhmu datang dengan sekantong kado atau sebungkus makanan, walaupun kau pura-pura diam tak mau menceritakan akupun juga pura-pura tau akhirnya kau tersenyum malu juga ,akhirnya aku tidak perlu pura-pura tersenyum atau pura-pura malu karena terlalu berat membawa hadiah ulang tahun yang ku beli jauh-jauh hari sebelum kabar kau akan lahir sebagai mawarBandung 2013
Puisi Muhammadkan Hamba Ya Allah | M. Idavi F. (Mursyid Afief)
Muhammadkan Hamba Ya AllahM. Idavi F. (Mursyid Afief)Di saat debu peradaban mengaburkan pandanganHamba tak lagi mengenal diri sendiriHamba mengharap kehadiranmu MuhammadkuDi saat tak ada lagi peganganhidupku rapuhDi tengah-tengah badai maksiatMuhammadkan hamba ya AllahDi saat wahyu yang Engkau tanzilkanTerhempas di dada-dada masjidMenghiasi kemegahan duniaTanpa ruhTancapkan ya Allah bendera Muhammad di tengah-tengah kamiBiar kami tahu...Bersama siapakah kami kelak dalam rombongan mahsyarDizamanku telah banyak hambaMu mengaku orang suciMengaku utusanMu sebagai nabiBahkan telah mempertuhankan dirinya sendiriAliran-aliran kebatinan mengaku telah menjumpaiMuDalam rasuk hayalnyaIa meyakini apa yang tidak engkau sampaikan wahai RosulIa meragukan sesuatu apa yang engkau yakini wahai kekasihkuWahai AllahMuhammadkan hamba ya Allah dalam sifatnyaMuhammadkan hamba dalam keagugan perangainyaMuhammadkan hamba dalam kesabarannyaMuhammadkan hamba dalam kejujurannyaMuhammadkan hamba dalam keelokan tutur bahasanyaMuhammadkan hamba dalam kasih sayangnyaMuhammadkan hamba dalam damainyaMuhammadkan hambaMuhammadkan hambaMuhammadkan hamba ya RabbAllah, RobbiHidupkan hamba dalam cintaMuMatikan hamba berkumpul bersamaDalam barisan orang shalihBerselendang syafa’atnya.Sumenep, 2011”Detak harap dalam kalbu seorang al-faqir” Sunan M. Idavi F"
Puisi Wanita Besi Persis Dia | ArieyWee
Wanita Besi Persis DiaArieyWeeKalau mahu dihitungsatu demi satutak larat.Banyak yang kena tengoksebabkan orang tak tahuerti penat lelah dia.tak dibilangnya pada semuatak ada wujudnya "tidak".Di mana dia cuba sajaberusaha gigih tak mengeluhbiar beratdia pendam.Pasti ramaikanorang seronok mengatahidup dia mahu dunia ini sahaja.Silap.Di carinya syurgacelah mana?di carinya keluargaada.dia satu wanita dalam seribuber"title" anak-isteri dan ibu.semua "title" milik diaada tiga lelaki.Jangan dibilang dia tidak kuatkau begitu silap.tak kiralah manusia sekaya duniakau upah jatuhkan diabertubi-tubi melumpuhkan wanita besipersis diakau akan kenal apa itu sia-sia.Mengata orang memang mudahlihat jatuhnya dia memang syoktapi kita lupamanusia tak sempurnakalau ada cacat celanyakita juga akan jatuh.Yang ada anak isteri dan suamijagalah merekasungguh, wanita besi persis diadidengki jangan.Dia bukan wanita bermulut maniskenal ayat berpuitishidup ini dia yang punyakita punya ada.Masing-masing jagaapa yang ada itu milik kitasatu untuk diasatu untuk kita seorang satusemua sama.tak kurang tak lebih.Di mana mahu kucariwanita besi persis dia?Sarawak, 1 April 2013
Puisi Sebaris Sajak Disantap Cicak | Jun Noenggara
SEBARIS SAJAK DISANTAP CICAKJun NoenggaraSeekor cicak nemplok di tembokSebaris sajak lewat di benakSeekor cicak berdecak-decakSang penyajak diam tak bergerakSunyi-senyapJakarta, 2 Maret 2013
Puisi Sesal Ucap | Pratiwi Purnama Sari
Sesal UcapPratiwi Purnama SariMenerawang langit tanpa celahMelukis luka dalam tumpukan dendamJauh,,,,,,,Dalam hari dalam sejarahKaku,,,,,,,Ku koyak hati yang terlelap dalam dingin genggamanMenghitung hari yang tak berujungMenggantung malaikat suci dalam jubah kepahitanLagi,,,,,Dalam asa dalam sunyiKu leburkan jiwa dalam dingin jubah kelabuDarussalam, 1 April 2013