KADIPATEN | Kumpulan sajak Penunggu Makam

KADIPATEN
Beni R Budiman

Dua rel kereta membagi kota yang tak mau
Mati. Lalu lalang orang sepanjang lorong
Pasar. Kendaraan yang datang dan pulang
Menghardik sepi, tapi juga membawa nyeri

(Aku masih terkenang ketika tanganmu, ayah
melayang pada kedua pipiku. "Aku ingin
bebas seperti unggas lepas," pekikku)

Dua rel bergetar. Angin kumbang berpusar
Di atas trotoar. Aku pun terkapar di setiap
Kamar yang membakar. "Selamat tinggal, ayah
Sebab setiap tempat adalah alamat. Tenanglah!"

1993-1995

Dua Kumpulan Sajak"Penunggu Makam"
Beni R. Budiman


Category Article