Puisi Ketika Shiyam-mu Menangis Pilu di Pintu Syurga

Ketika Shiyam-mu Menangis Pilu di Pintu Syurga
Gunawan Wibisono

(1)

Ketika muazin maghrib membuka pintu-pintu berbuka.
Para setan bergegas menghadap kehadirat Allah SWT.
Mereka menghiba mengajukan permohonan bebas bersyarat.
Mohon diperkenankan “cukup satu jam saja” turun ke dunia.
“Menggoda orang beriman yang tengah berbuka puasa”.

(2)

Lalu, apa yang terjadi ?
Para setan berdesakan memenuhi gelas-gelas berisi es dan cendol.
Para setan berdesakan memenuhi hidangan hangat di ruang nafsumu.
Lalu …
“Para setan tertawa terbahak-bahak menyaksikan gembulnya perutmu”.

(3)

Kalau begitu yang terjadi …
Terfikirkan-kah olehmu.
Untuk apa engkau bersusah-payah berpuasa di bulan ramadhan ?
Engkau hanya memperoleh ganjaran lapar dan dahaga.
Dan balas dendam sepuasnya selepas berbuka.
Tahukah engkau bahwa sesungguhnya ..
Semua itu adalah ”siksa neraka” yang nyata ?

(4)

Satu jam berlalu begitu cepat.
“Panggilan shalat isya dan tarawih-pun” berkumandang.
Para setan tunduk-patuh pada perjanjiannya dengan Tuhan.
Mereka kembali dirantai dengan panasnya gelegak api neraka.
“Namun tertawa terbahak-bahak penuh kemenangan”

29 Juli 2012

sumber : fiksi.kompasiana.com



Category Article