Puisi Putus Cinta | Puisi Remaja



Putus
Fairy Monisha

barangkali tak terfikir olehmu betapa ini penting bagiku…
bisa saja kau tak menyampaikannya
karena bagimu sikapmu telah menjelaskan padaku
jauh melebihi kata-kata sakti itu..
tapi bagiku…
ini sangatlah penting!!
maka dari itu,
biar aku yang mengambil alih dan membuang rasa…

so, goodbye
ku kembalikan rasa ini padamu…
bukan karna aku tak membutuhkannya,
namun sesuatu yang lebih besar menungguku diluar sana….

then goodbye…
setelah apa yang kita lewati,
semua akan menjadi kenangan indah dalam kotak memoryku..
meski tak dapat mencintaimu sesempurna mentari yang mencintai pagi,
namun aku adalah wanita yang paling berbahagia
ketika kau yang ku miliki membuatku merasa memiliki dunia…

and i’m sorry goodbye…
kukembalikan hatimu..
ku tinggalkan kisah itu disini,
bukan lantaran cinta ini habis untukmu,
atau aku kehilangan cinta dalam diriku…
ini hanya sebuah perjalanan saja,,
kebetulan, kita saling singgah…
jika kemudian melanjutkan perjalanan, apa salahnya???

and finally…
goodbye to you…
the one that i loved..
the most!!!!

let’s break up!!!!

29 September 2012

sumber : fiksi.kompasiana.com

Puisi Hadirmu Ceriakan Hariku | Puisi Kasih Ibu




Hadirmu Ceriakan Hariku
Lulu Vebriany Akbar

Sayang….
Melahirkanmu adalah keajaiban
Mencintaimu adalah keharusan
Menyayangimu adalah harga mati
Memelukmu adalah keinginanku selalu
Merawatmu adalah kebahagiaanku
Membesarkanmu adalah keikhlasan
Memilikimu adalah anugerah terindah untukku

Memarahimu menjadi penyesalanku
Membentakmu bukti kebodohanku
Memukulmu merupakan dosa besarku
Meninggalkanmu bekerja, berat bagiku
Inginnya aku menjadi Bunda Sempurnamu

Tatap matamu menyejukkanku
Celotehmu indahkan duniaku
Senyumanmu menyejukkan hatiku
Tertawamu ceriakan hariku

Sayang..
Bunda ingin menjadi Bunda yang baik untukmu
Yang tak ingin sedetikpun melewatkan perubahan pertumbuhanmu
Yang selalu memegang erat tanganmu menjelang tidur lelapmu
Yang selalu meminta pelukanmu disaat marahmu
Memohonkan maafku
Bunda sayangi kamu, Nak..

Bunda kehabisan kata bahwa aku mencintaimu
Bunda harap,
Kau pun mencintaiku hingga tutup usiaku

28 September 2012

sumber : fiksi.kompasiana.com

Puisi Siluet Emosi | Ratih Anggraeni



Siluet Emosi
Ratih Anggraeni

Raga berbinar dalam amarah
membuncah mengeluarkan panas dan mendahaga
merasuki setiap dinding bernama dunia
merontah terpenjara dalam nyawa
memperkecil denyut kebaikan
menusuk ribuan petir dalam tangisan
membara

meraung dalam ruang bernama sepi
menyalahkan deraian tawa manusia
memaki jiwa jiwa yang sunyi
memenjarakan rasa terkunci emosi
yaa…!!
jelas sudah

siluet yang selama ini tertutup kabut
siluet yang selama ini terkungkung membatu dalam diam
membuncah
marah
kesal
memancarkan tatapan dalam setiap sudut waktu

akhirnya
kamu ungkap semua kebenaran
kamu umbar ke nistaan
dalam pekat nyawa sang durjana
dalam rona wajah cantik jelita
tersimpan noda
setitik nista
seonggok daging hitam
terselungkur dalam jiwamu

dan tibalah saat pencerahan dunia
tak ada lagi yg mampu di tutupi
semua tampak nyata dalam mata
ribuan hinaan yg terlempar berbalik arah
menghujam bumi mu

itu lah tanda siluet emosi yang kau tanam
itu lah hasil siluet emosi yang kau rawat bertahun tahun
di sukma
tempat yg seharusnya bersemayam budi dan pekerti lembut
hancur berkeping
menghilangkan rasa yang bernama cinta

28 Agustus 2012

sumber : fiksi.kompasiana.com

Puisi Tawuran Itu Mubazir | Puisi Tentang Tawuran



Tawuran Itu Mubazir
Sylabrilyane

Kenapa harus emosi
Kenapa harus saling cakar mencakar
Kenapa harus saling menghina
Bukankah kita mahluk yang punya pikiran

Kadang aku sering merenung
Kenapa mereka” suka dengan kebrutalan
Apa perasaanya mereka telah mati
Bukankah semua masalah pasti ada
Tanda tanduk dan ujungnya
Pasti bisa di selesaikan dengan kepala dingin

Miris dengan anak muda sekarang
Mudahnya setan memasuki jiwa raganya
Dengan gampangnya saling bunuh membunuh
Apa mereka bangga dengan membunuh saudara sendiri

Hai anak muda ini dunia fana yang hanya mampir sementara
Bukan ajang perlombaan untuk menang dalam pertarungan
Tapi kita di dunia untuk mencari ilmu dan mengamalkan ilmu
Untuk tabungan di akherat nanti

Amal dan perbuatan baiklah yang nanti membantu mu di akherat
Kalian tahu tawuran itu mubazir dan tak ada artinya.

26 September 2012

sumber : fiksi.kompasiana.com


Puisi Nota untuk Umur 49 Tahun | Goenawan Mohamad


Nota untuk Umur 49 Tahun

Pasir dalam gelas waktu
Menghambur
Ke dalam plasmaku

Lalu di sana tersusun gurun
Dan mungkin oase
Tempat terakhir burung-burung

1990

Biografi Goenawan Mohamad

Goenawan Soesatyo Mohamad (Karangasem, Batang, Jawa Tengah, 29 Juli 1941) adalah seorang pujangga Indonesia yang terkemuka. Ia juga salah seorang pendiri Majalah Tempo.

Goenawan Mohamad adalah seorang intelektual yang punya wawasan yang begitu luas, mulai dari pemain sepakbola, politik, ekonomi, seni dan budaya, dunia perfilman dan musik, dan lain-lain. Pandangannya sangat liberal dan terbuka. Seperti kata Romo Magniz-Suseno, salah seorang koleganya, lawan utama Goenawan Mohamad adalah pemikiran monodimensional.

Masa Muda
Pendiri dan mantan Pemimpin Redaksi Majalah Berita Tempo ini, pada masa mudanya lebih dikenal sebagai seorang penyair. Ia ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan 1964 yang mengakibatkannya dilarang menulis di berbagai media umum. Ia menulis sejak berusia 17 tahun, dan dua tahun kemudian menerjemahkan puisi penyair wanita Amerika, Emily Dickinson. Sejak di kelas 6 SD, ia mengaku menyenangi acara puisi siaran RRI. Kemudian kakaknya yang dokter, ketika itu berlangganan majalah Kisah, asuhan H.B Jassin. Goenawan yang biasanya dipanggil Goen, mempelajari psikologi di Universitas Indonesia, mempelajari ilmu politik di Belgia, dan menjadi Nieman Fellow di Harvard University, Amerika Serikat. Goenawan menikah dengan Widarti Djajadisastra dan memiliki dua anak.

Dunia Jurnalistik
Pada 1971, Goenawan bersama rekan-rekannya mendirikan majalah Mingguan Tempo, sebuah majalah yang mengusung karakter jurnalisme majalah Time. Disana ia banyak menulis kolom tentang agenda-agenda politik di Indonesia. Jiwa kritisnya membawanya untuk mengkritik rezim Soeharto yang pada waktu itu menekan pertumbuhan demokrasi di Indonesia. Tempo dianggap sebagai oposisi yang merugikan kepentingan pemerintah sehingga dihentikan penerbitannya pada 1994. Goenawan Mohammad kemudian mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), asosiasi jurnalis independen pertama di Indonesia. Ia juga turut mendirikan Institusi Studi Arus Informasi (ISAI) yang bekerja mendokumentasikan kekerasan terhadap dunia pers Indonesia. Ketika Majalah Tempo kembali terbit setelah Soeharto diturunkan pada tahun 1998, berbagai perubahan dilakukan seperti perubahan jumlah halaman namun tetap mempertahankan mutunya. Tidak lama kemudian, Tempo memperluas usahanya dengan menerbitkan surat kabar harian bernama Koran Tempo. Setelah terbit beberapa tahun, Koran Tempo menuai masalah. Pertengahan bulan Mei 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Timur menghukum Goenawan Mohammad dan Koran Tempo untuk meminta maaf kepada Tommy Winata. Pernyataan Goenawan Mohammad pada tanggal 12-13 Maret 2003 dinilai telah melakukan pencemaran nama baik bos Artha Graha itu.

Karya Sastra
Selama kurang lebih 30 tahun menekuni dunia pers, Goenawan menghasilkan berbagai karya yang sudah diterbitkan, diantaranya kumpulan puisi dalam Parikesit (1969) dan Interlude (1971), yang diterjemahkan ke bahasa Belanda, Inggris, Jepang, dan Prancis. Sebagian eseinya terhimpun dalam Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (1972), Seks, Sastra, dan Kita (1980). Tetapi lebih dari itu, tulisannya yang paling terkenal dan populer adalah Catatan Pinggir, sebuah artikel pendek yang dimuat secara mingguan di halaman paling belakang dari Majalah Tempo. Konsep dari Catatan Pinggir adalah sekedar sebagai sebuah komentar ataupun kritik terhadap batang tubuh yang utama. Artinya, Catatan Pinggir mengambil posisi di tepi, bukan posisi sentral. Sejak kemunculannya di akhir tahun 1970-an, Catatan Pinggir telah menjadi ekspresi oposisi terhadap pemikiran yang picik, fanatik, dan kolot.

Goenawan Mohamad juga punya andil dalam pendirian Jaringan Islam Liberal.(sumber wikipedia.com)

Puisi Ketika Shiyam-mu Menangis Pilu di Pintu Syurga

Ketika Shiyam-mu Menangis Pilu di Pintu Syurga
Gunawan Wibisono

(1)

Ketika muazin maghrib membuka pintu-pintu berbuka.
Para setan bergegas menghadap kehadirat Allah SWT.
Mereka menghiba mengajukan permohonan bebas bersyarat.
Mohon diperkenankan “cukup satu jam saja” turun ke dunia.
“Menggoda orang beriman yang tengah berbuka puasa”.

(2)

Lalu, apa yang terjadi ?
Para setan berdesakan memenuhi gelas-gelas berisi es dan cendol.
Para setan berdesakan memenuhi hidangan hangat di ruang nafsumu.
Lalu …
“Para setan tertawa terbahak-bahak menyaksikan gembulnya perutmu”.

(3)

Kalau begitu yang terjadi …
Terfikirkan-kah olehmu.
Untuk apa engkau bersusah-payah berpuasa di bulan ramadhan ?
Engkau hanya memperoleh ganjaran lapar dan dahaga.
Dan balas dendam sepuasnya selepas berbuka.
Tahukah engkau bahwa sesungguhnya ..
Semua itu adalah ”siksa neraka” yang nyata ?

(4)

Satu jam berlalu begitu cepat.
“Panggilan shalat isya dan tarawih-pun” berkumandang.
Para setan tunduk-patuh pada perjanjiannya dengan Tuhan.
Mereka kembali dirantai dengan panasnya gelegak api neraka.
“Namun tertawa terbahak-bahak penuh kemenangan”

29 Juli 2012

sumber : fiksi.kompasiana.com


Puisi Aneh | Rohmat Shodiqin

Puisi Aneh
Rohmat Shodiqin

aku itu.. ( gak nyambung..)

lalu waktu tak dapat kugenggam (lagi)
meski sesal begitu mendesak
meski raut penuh aib bla,bla,bla..
(ah) aku mana punya malu..
meski malu.. kujual juga mukaku
lagi malu tak ada obatnya

kenangan adalah masa lalu
lalu lalang pikiranku menderu deru
kembali kembali lagi ke masa itu
mencari titik temu tak kunjung ketemu
lagi aku mana mau mengulang kisah pilu
meski pilu.. kujual juga cerita itu
lagi pilu ku sendiri yang derita

aku itu hanya dua saja
salah dan lupa, tak sulit tuk diterka
lupa waktu lupa anu, salah ini salah itu
lagi aku suka sekali begitu
alasan tak ada alasan,apapun itu,
lupa ya lupa, salah ya salahlah sudah
meski lupa waktu karena anu , salah anu karena waktu itu.., kuulang dan ulang lagi
lagi dosa ku sendiri yang tanggung nanti (harrrgghhhh)

kubilang aku ya aku
entah aku itu manusia,mungkin juga  hantu
lagi hantu ada dan tiada (kata mereka)
aku manusia ada di dunia yang nyata kasat mata
meski mengaku ngaku bukan hantu
nyatanya aku merasa hanya bergentayangan saja
membuat repot penghuni bumi lainnya
lagi aku memang tak seelok dahulu
lupa itu, salah itu, malu itu..
bagian dari hidupku sebagai seorang manusia (lugu)

08 Agustus 2012

Guru SDIT Raudhatul Muttaqin Pendidikan terakhir S1 UNJ
sumber : fiksi.kompasiana.com



Puisi Untuk Jokowi | Segenggam Puisi untuk Jokowi


Segenggam Puisi untuk Jokowi
Gunawan Wibisono

(1)

Seandainya nanti engkau jadi memimpin DKI
Tolong rangkul bang Foke menjadi tim ahli
Lupakan silang-sengketa memburu tahta
Ayo bersama membangun Jakarta

(2)

Seandainya nanti engkau jadi memimpin DKI
Tolong bangun rumah layak huni
Bagi penduduk miskin ibukota
Agar Betawi kian tertata

(3)

Seandainya nanti engkau jadi memimpin DKI
Tolong rapikan bantaran kali
Agar airnya mengalir jernih
Agar ikan-ikan berenang dengan riang

(4)

Seandainya nanti engkau jadi memimpin DKI
Tolong lupakan tahta berikutnya
Jangan sibuk menumpuk harta
Jangan terlena goda wanita

(5)

Seandainya nanti engkau jadi memimpin DKI
Tertibkanlah kesemrawutan transportasi kota
Seperti dahulu engkau menaiki kopaja
Jakarta butuh perubahan dan Jakarta adalah : Jokowi

02 September 2012

sumber : fiksi.kompasiana.com

Puisi Lucu yang Terbingkai | Christ Wiyama


Lucu yang Terbingkai
Christ Wiyama

Kamu lucu..
saat sedang mengantuk
bibirmu melebar dan mulutmu ternganga
terkadang air liurmu pun terlihat
tapi aku tak pernah memberitahukannya padamu

Kamu lucu…
saat ingin memberi hadiah kejutan
matamu begitu terang bersinar
ada kebahagiaan yang berusaha disembunyikan
tetap saja gerak tubuhmu menari tak bisa diam
dan aku yang sudah hafal tentang semua itu
sengaja kaget seperti orang yang tak tahu ada kejutan
agar kamu senang usahamu berhasil tak sia-sia

Kamu lucu…
saat merasa bersalah atas kelakuanmu
kamu membelikan aku makanan kesukaanku
melayani aku dengan nyanyian cinta yang kita suka
dan memaksaku memainkan gitar tua agar suasana berbeda
lalu saat hatiku sudah nyaman dengan semua yang kamu lakukan
baru kamu mengakukan kesalahan yang telah kamu buat
tentu saja aku tak bisa marah di saat sedang senang seperti itu

Kamu lucu…
saat kamu telah tiada di sisiku
kembali pada alam abadi yang pernah kita diskusikan
wajah makam tempatmu berbaring pun masih terlihat lucu
aura kelucuan yang selalu kamu tampilkan saat kehidupan ada
masih terasa begitu kuat dengan kenangan wajah-wajah keluguan

kamu lucu…
dan akan kukisahkan kelucuanmu
pada dunia yang tak pernah tertawa bahagia
dalam sebuah syair yang akan terbawa angin
yang akan mereka ingat dalam kehidupan sementara ini
tentang wajah kehidupanmu
wajah lucu yang terbingkai kenangan kita

06 September 2012

sumber : fiksi.kompasiana.com

Puisi Anak SMP Tentang Koruptor | Septa Fariza


Koruptor
Septa Fariza M

Koruptor . . .
Kau sangat menyengsarakan
Kau membiarkan rakyat menderita
Kau membiarkan rakyat terlantar

Koruptor . . .
Apakah kau tidak menyadari ?
Perbuatanmu merugikan orang lain
Juga merugikan dirimu sendiri

Koruptor . . .
Kau adalah bedebah
Kau adalah sampah masyarakat
Kau adalah tikus yang memakan uang rakyat

Koruptor
Apakah kau akan terus begini
Menjalani hidup seperti ini
Tidak memikirkan orang lain

Koruptor
Semoga kau sadar
Atas perbuatanmu sendiri
Semoga, di negeriku ini
Tak ada koruptor lagi

23 Desember 2010

(Septa Fariza - SMP Negeri 2 Semarang)


Puisi Anak Kecil | Elnino Gorontalo


Puisi Anak Kecil
Elnino Gorontalo

Wahai orang-orang dewasa

Biarkan hari ini kami bicara padamu
Kami hanya anak balita
Baru saja 1,2,3,4,5 tahun hadir di dunia
Tapi juga nanti kami seperti kamu, 30-40-50 tahun lagi

Kau, orang dewasa, selalu menyuruh ini-itu atas kami.
Tapi hari ini…hari ini kami ingin bicara padamu.

Kau, orang dewasa, selalu paksa kami untuk jujur
Kau sendiri terbiasa bohong sama temanmu

Kau, orang dewasa, takut-takuti kami dengan kebesaran Tuhan
Kau sendiri berani melawan perintah-Nya

Kau, orang dewasa, ajari kami supaya tak ambil punya orang
Eh…kau korupsi
Kau suruh kami rajin membaca
Tak satu pun buku ada di mejamu
Engkau paksa kami rajin belajar
Kau sendiri selalu hanya mengajar
Kau paksa kami terus mendengar
Kau sendiri hanya bisa bicara.

Sungguh, hari ini kami ingin bicara padamu, wahai orang-orang dewasa!

Jangan sakiti hati orang, katamu
Jangan ingkar janji, katamu
Meminta-minta itu tidak boleh, katamu
Jangan terlalu banyak mengeluh, katamu
Jangan begini, jangan begitu…

Semua itu kau yang melakukannya, bukan kami!

Lihatlah dirimu sendiri, wahai orang-orang dewasa
Engkau suka memaki, menyakiti hati orang
Kepada orang banyak engkau berjanji bikin ini bikin itu, lalu kau ingkari
Kau meminta uang, minta beras, minta pulsa kepada orang yang akan kau pilih jadi wakilmu
Kau selalu merasa miskin dan rajin berkata “Uh….pusing”.

Hari ini, kami sungguh ingin bicara padamu!

Never tell us what to do, just show it!
Sebab, kau tahu, kami akan mewarisi semua perilakumu.

13 Februari 2010

sumber : fiksi.kompasiana.com

Puisi Masa SMA Telah Berlalu | Puisi Kenangan SMA


Masa SMA Tlah Berlalu
Winda Anggraeni

3 tahun, 36 bulan,
144 minggu, 1008 hari,
rasanya belum puas aku menikmati hari dengan kalian
tak ada yang tak membekas saat-saat kita bersama
semua teramat mengenang

apakah kalian masih ingat ?
kita pernah tertawa bersama
kita pernah saling berbagi
kita pernah saling menyayangi
kita pernah membela ketika ‘salah’ menghampiri diantara kita
semua terekam dalam pribadi masing-masing
banyak hal yang kita lakukan pada masa itu
jungkir balik persahabatan bahkan percintaan

saat guru marah,
telat ke sekolah,
telat upacara,
setrap guru,
cabut sekolah,
suasana kelas seperti pasar,
bernarsis ria bareng temen-temen,
kisah romantis,
cinta lokasi,
ataupun di khianati pacar.

awal perkenalan yang indah
berlanjut kedalam sebuah persahabatan yang mendominasikan cerita cinta
terasa begitu indah

saat ujian demi ujian bermunculan
tetap berusaha memberikan yang terbaik
segala konflik persahabatan bermunculan
inilah arti persahabatan sedang diuji
sahabat sejati takkan pernah mati

ujian demi ujian kita lalui bersama
kita atasi dengan berbagi
walaupun berbeda tapi kita tetap satu
yaa.. satu
satu tujuan yaitu LULUS

sebuah pilihan yang indah berakhir dengan perpisahan
semua begitu nyata saat kelulusan itu
seperti membelah 2 dunia
memisahkan kita
mengakhiri cerita kita disekolah tercinta itu
menutup lembaran terakhir buku kenangan itu

kini hanya menjadi kenangan manis
terukir berjuta-juta kenangan di dinding sekolah
tiap sudut memiliki cerita
gerbang yang dulu slalu menyapa selamat datang dikala pagi
pulang sambil bermain
sapa dan canda tawa teman berseragam takkan terdengar lagi

10 Februari 2012

sumber : fiksi.kompasiana.com

Puisi Saat Matahari Bersinar | Puri Areta


Saat Matahari Bersinar
Puri Areta

Pagi yang sunyi
Hari ini aku terbangun
Aku sujud
Mensyukuri…hembusan nafasku masih menyatu
Dalam ragawi yang fana

Di ufuk timur,
Aku dapat melihat lagi
Sang raja siang bersinar megah

Tahukah kau…
Aku tiada bisa berhenti mengagumi matahari
Panas yang terpancar menyentuh bumi
Semarakan kehidupan

Tanpa matahari
Dunia beku
Hanya salju tebal yang merajai
Tak ada kehidupan

Aku mengagumi matahari
Karena matahari adalah bukti
Betapa hebatnya Tuhan
Tiada yang dapat menandingi Tuhan

Dari balik tirai jendela…
Saat cahaya matahari menyentuh helai dedaunan
Aku lihat…
Sebuah lukisan alam nan indah

08 September 2012
sumber : fiksi.kompasiana.com