PIGURA SEPASANG SAUDARI | lidya safitri

PIGURA SEPASANG SAUDARI
--lidya safitri

Dina Oktaviani

aku tak akan lupa cara meninggalkan waktu remaja
langkah perempuan di atas airmata perempuan
cahaya yang siap diredupkan
sebelum seluruh saudara saling meninggalkan

bunga-bunga tumbuh ketika kita kecil
matahari indah sebelum usia belasan
hujan berkesan, daun-daun jatuh menyentuh
kupu-kupu mati abadi

mimpi datang setiap hari—mungkin selalu sama
berbaring di sebelah kamar ibu+bapak
pintu terkunci, momok tinggi di atas almari
kita ketakutan, abang menjadi pedang

sekarang semua mesti menjadi pedang
kamar ibu tak sama dengan bapak
momok semakin tinggi meski pintu terbuka
ada yang lari mengejar bintang

yang lain menyerah terkurung di atap orang
sisanya tak peduli dan rumah sepi
aku sudah mengubur bonekaku
juga kerang putih di pigura

di jendela, senja merah kuning
angin kering, kangen asing
pantai jauh, langit sepuh

di rumah baru kita menunggu cerita lama
menyuburkan sawang untuk dikenang
sedang di depan tumbuh perang
kurusetra menjelma apa saja

ada yang memilih jadi drupadi
yang lain jadi matapanah, sisanya menolak sejarah
kehilangan setiap arjuna setiap bisma
setiap cinta setiap keluarga setiap silsilah

tapi aku tak akan lupa cara meninggalkan masa remaja
sebelum waktu kecil sempurna


Category Article