Home > puisi Islami > Puitisasi Terjemahan Juz ’Amma | Yang Merengut
Puitisasi Terjemahan Juz ’Amma | Yang Merengut
YANG MERENGUT
Demi mereka yang merengut kuat-kuat
Dan yang berpindah-pindah gembira
Dan yang mencabut dengan perlahan
Lalu mendahului jauh di muka
Lalu mendahului jauh di depan
Di hari kapan gempa bergoncang
Lalu akibatnya menyusul datang
Hari itu semua hati gemetar gundah
Pandangan pun merunduk ke bawah
Mereka berkata, "Benarkah kami dipulihkan pada
dininya keadaan?
Meskipun sudah menjadi tulang yang lapuk begini?"
Mereka berkata, "Jika demikian, ini pemulihan yang
merugikan!"
Hanya dengan teriakan satu kali
Seketika mereka pun muncul di muka bumi
Sudahkah sampai padamu kisah Nabi Musa
Ketika Tuhannya memanggil dia di lembah suci Tuwa?
"Pergilah kepada Fir'aun! Ia sudah durhaka!
Lalu katakan, "Maukah kau menyucikan diri?
Aku akan membawamu kepada Tuhanmu supaya kau
jadi gentar pada-Nya nanti."
Lalu Musa menampakkan padanya tanda yang besar
Namun Fir'aun menolak dan berontak
Kemudian membelakang berusaha menentang
Maka ia menghimpun dan memanggil kaumnya
"Akulah tuhanmu yang mahatinggi!" katanya
Maka Allah pun mencekaunya dengan siksa di akhirat dan di dunia
Sesungguhnya di sini berpaut pelajaran bagi orang yang takut
Apakah engkau ataukah langit yang terciptanya lebih sulit?
Langit sudah terbina
la meningkatkan ketinggiannya lalu membuatnya sempurna
Dan la membuat malamnya gelap dan waktu paginya tersingkap
Dan sesudah itu bumi pun tergelar
Dari padanya air memancar dan rerumputan tumbuh
Dan gunung-gunung terpancang kokoh
Inilah perbekalan bagimu dan hewan ternakmu
Tapi bila tiba maha-malapetaka
Di hari kapan manusia teringat apa yang telah diperbuat
Dan neraka dipertontonkan pada siapa yang melihat
Maka siapa yang durhaka
Dan mengutamakan kehidupan dunia
Neraka itulah tempat tinggalnya!
Sedang orang yang gentar menghadap Tuhannya dan
suka menahan diri dari hawa nafsunya
Maka surgalah tempat tinggalnya!
Mereka bertanya padamu tentang saatnya, "Kapan tiba?"
Kenapa kau yang akan menyebutkannya!
Pada Tuhanmulah terserah kesudahannya
Kau hanya juru pengingat belaka bagi siapa yang gentar padanya
Pada hari ketika mereka melihatnya mereka merasa
seakan baru satu sore atau satu pagi saja di duniaSurat An-Nazi’at : 1-46
Diturunkan di Makkah
Category Article Mohammad Diponegoro, puisi Islami