Sajak Bencana | Puisi Bertema Bencana Alam


Bencana
Hendy CH Bangun

selalu kukira
aku mengenalmu
tapi ternyata belum

ketika kurasa kau tidur
gedung runtuh mendadak
surau dan sekolah terbelah
ketika kau gerakkan tangan
untuk sekadar menggeliat
dan ribuan orang berlarian
ke sawah dan bebukitan
bayi menangis, ibu menjerit

aku kerap merasa
bisa memahamimu
tapi kukira tidak

ketika kau menguap
gemuruh bergelora
air tinggi bergulung-gulung
lalu berayun-ayun perahu
menghempas pantai dan batang kelapa
menenggelamkan pasir
merendam jalan-jalan tepian

kini kutahu
aku harus terus membacamu
tiap-tiap huruf dalam buku
serta hela nafas dan gerakmu
karena kami bukan apa-apa
:sebatas debu dalam gurunmu

Palmerah Barat, 1 Oktober 2009


Category Article ,