Puisi Kas "Kita Berbahagia Di Kilangan Tebu" | Alizar Tanjung

kas
Alizar Tanjung

paraku, mendorong kayu bersama sapi gemuk, seperti
mengelilingi lingkaran bumi yang kecil, kita tertawa,
membiarkan bibir kita beruap air tebu, sungut-sungut putih
tumbuh di lengkung bibir atas kita, sampai siang tengah
hari kita berjalan sepanjang putaran sepanjang bundaran.

Membesarkan masa lalu membesarkan rumpun tebu dari
potongan-potongan batang tua, menanamnya di tanah,
bertunas dan menjulang ke langit, beruas-ruas buhul, ada
yang begitu riang di krisik daun. Air-air temu mengangkut
ke kuali, mematangkan gula, kita membuat acuan betung
dan lingkaran daun tebu. Meneteskan gula hangat.

Acuan-acuan kecil itu acuan gula-gula tebu mungil di hari
bermain senja hari, menikmati kelereng, gambar, kajai,
tanek-tanek, mobil-mobil kayu, gatal-gatal miang tebu.
Melewati jalan-jalan setapak ladang tebu itu kita membau
aroma sepelah-sepelah tebu, lumpur-lumpur sehabis hujan.

2011


Category Article ,