Puisi Dialog Remang Di Surut Jendela

DIALOG REMANG DI SURUT JENDELA
Edu Badrus Shaleh

Adakah sejauh ini kita biarkan hujan
Jatuh begitu saja? Dan senantiasa kita
beradu kabut di kubang malam
Sembari menukar empun mimpi
menyadap silam matahari?

Psst… jangan katakan itu lagi
Aku tak ingin merah muda itu sirna dari pipimu
Larik cinta yang kutoreh berkecup khusyuk
Komedi dan elegi yang mengatup rindu yang mabuk

Saat ini kita tak memiliki sehelai sepi
Di antara runtuh dedaunan dan gigil ilalang
Di antara gempa berkepanjangan dan letus senapan
Kita hanya punya sebaris angin dari serakan syair

Hujan mengetuk pintu-pintu jantung yang perlahan retak
Gundah mengasah legenda setangkai edelwis
Serasa elu Laila mengaum di dada
mengamini jarum jam usia bergusaran dalam nyenyak tidurku

Oh, jangan biarkan merah kenangan memadam bara dalam dekapan
Langkah kaki kita masih butuh kata pada ruang waktu

Hanya mataku menatap hitam rambutmu sepenjuru malam
Mengingatkan murung purnama yang menyaksikan Dewi Shinta yang menjerit
Menggedor-gedor pintu langit

Rembang, Januari 2008
http://oase.kompas.com/read/2012/07/31/20270023/Puisi-puisi.Edu.Badrus.Shaleh


Category Article ,