Puisi Sekuntum Mawar Mekar | Anis Yuliana Samara


Sekuntum Mawar Mekar
: Mahar Perkawinan
Anis Yuliana Samara

Aduhai Ma, cermin memantulkan ayu rupaku. Kukedipkan mata, seketika eye shadow mengingatkanku pada pesta perkawinanmu tempo dulu. Kau bilang, hidungku mancung seperti aktris-aktris luar negeri di televisi. Mascara untuk menebalkan bulu-bulu mata. Jangan lupa tipiskan tepian bibirku dengan pencil cosmetic dan beri sentuhan lip ice. Tahun berapa ini Ma, seorang laki-laki mengawiniku dengan sekuntum mawar mekar sebagai mahar. Benarkah? Aduhai Ma, jika jodoh, pasti berjodoh. Tapi kata Mama, pasrah itu berarti kalah. Sebagaimana penyair laki-laki ingin mengawini seorang perempuan dengan mahar puisi—apakah ia kalah jika benar-benar tidak ada perempuan yang tertawar? Barangkali ini bukan soal pasrah atau kalah Ma. Puisi melampaui resepsi perkawinan Ma.

2012

http://oase.kompas.com/read/2012/10/30/2019455/Puisi-puisi.Anis.Yuliana.Samara


Category Article ,