Syair Siang

Ari Saptaji

ingin aku menyeka peluh di alismu, kekasih
ketika angin menebarkan bebiji ilalang
di ladang yang berkeringat

kita mesti tekun bercocok tanam
karena tanah tak lagi ramah
sejak Tuhan marah
kepada Bapa Adam dan Ibu Hawa

musim pun menghukum
dengan air bah yang gemuruh
dengan debu yang kerontang
ganti-berganti
dengan onak yang membiak

ingin aku menyeka peluh di alismu, kekasih
tapi, kau hanya tersenyum
sambil menggerigiti bebiji jagung
dan membiarkan bekas arangnya
tersapu pada punggung lengan

: bolehkah aku menciummu
dengan bibir yang tertusuk ingin?

jogja, 2006


Category Article