Demam | Restu Ashari Putra

Demam
Restu Ashari Putra

sayang, beri aku ciuman di puisi terakhirku ini
sebab aku tak punya ongkos pulang
hartaku habis buat berobat di klinik terdekat
dokter cuma bilang, “kau teruslah menulis sajak!”
“resep obat ini berikanlah pada tetanggamu
yang melarat!”

senja telah turun, azan mengembang
nyeri di rusuk tulangtulang
aku semakin tak bisa pulang
kepalaku pening dengan sajaksajak
yang sengaja kau buang

sayang, beri aku ciuman di puisi terakhirku ini
aku tak akan pulang
aku ingin sakit bersamamu disini

2008


Category Article