Puisi Sosial | Puisi Bertema Sosial

Seorang Ibu Berbisik pada Calon Bayinya
Holy Adib

anakku jika nanti kau keluar dari rahimku, jangan menangis
simpan air matamu untuk esok hari
aku takut kau kehabisan air mata
untuk menangisi nasi yang tak ada dalam tudung
sebab kita tidak lagi mendapat beras miskin yang dibagi kepala desa
untuk sanak keluarganya yang berkarung beras dalam gudangnya

jika nanti kau keluar dari rahimku, tahan tangisanmu
air matamu lebih berguna untuk menangisi korban bencana alam
yang bantuannya tertahan di saku-saku para dermawan
dan di kantor-kantor urusan kemanusiaan

jika nanti kau keluar ke dunia diam saja setelah umurmu genap enam tahun
menangislah sekeras-kerasnya untuk pemimpin bangsa
yang gemar studi banding ke luar negeri
memakai uang bangsa atas nama tugas negara
sementara ribuan anak-anak terlempar ke jalan raya
karna tidak ada biaya untuk sekolah

saat kau lahir nanti jangan menangis anakku sayang
air matamu sangat berguna sekali untuk diminum para tenaga kerja di luar negeri
yang haus perlindungan dari negara yang mereka beri devisa

bila kau menangis saat lahir nanti maka air matamu
akan menyatu dengan air mataku
air mata kita akan menjadi samudera yang memeluk air mata para buruh
yang diberhentikan karna menanyakan gaji yang tidak pernah berkecukupan
membiayai anak istri dan berbagai keperluan
yang tidak sepadan dengan peluh yang berceceran di pabrik-pabrik

Padang, 1 November 2010


Category Article