Cinta Adalah Anugerah | Cinta Menurut Jalaluddin Rumi

CINTA ADALAH ANUGERAH
Jalaluddin Rumi (1207-1273)



Menurut Rumi, cinta adalah hasrat dan kebutuhan. Meski esensi Tuhan tak mengenal kebutuhan, tetapi dalam sifat-sifat-Nya Dia berkata: "Aku ingin dikenal, maka Kuciptakan dunia" , seperti halnya cinta-Nya kepada para nabi dan berkata: "Jika bukan karena engkau tidak akan Kuciptakan surga".

Cinta Tuhan mengejawantahkan Perbendaharaan Yang Tersembunyi melalui diri para nabi dan orang-orang suci yang menjadi motivasi bagi penciptaan alam semesta itu. Hasilnya cinta mengalir ke seluruh urat nadi dunia. Semua perbuatan dan gerakan berasal dari cinta, bentuk-bentuk dunia adalah pantulan-pantulan realitasnya. Rumi menulis:


"Makhluk-makhluk bergerak karena cinta, cinta oleh keabadian tanpa permulaan: angin menari-nari karena semesta, pohon-pohon disebabkan oleh angin.

Tuhan berkata pada cinta, Jika bukan karena keindahanmu, untuk apa Aku meski menatap pada cermin eksistensi?

Dunia bagaikan sebuah cermin yang memantulkan kesempurnaan cinta. Oh kawan! Siapakah yang pernah melihat bagian lebih besar dari keseluruhan?

Cinta adalah inti, dunia adalah kulit, cinta adalah manisan, dunia adalah panci.

Seperti Adam dan Hawa, cinta melahirkan seribu bentuk, dunia penuh dengan lukisan, tetapi tidak memiliki bentuk.

Oh cinta yang memiliki seribu nama dan sebuah mangkuk anggur yang manis! Oh engkau yang diberkati dengan seribu kemampuan!

Oh Satu yang tanpa bentuk dengan seribu bentuk! Oh Pemberi bentuk bagi Turki, Yunani dan Ethiopia!

Cinta membelah semesta menjadi seratus, ia menggenggam bumi dengan kuat.

Cinta sejati berpasangan dengan Muhammad-demi dia Tuhan berkata padanya: "Jika bukan karena engkau..."

Karena dialah tujuan cinta yang tiada duanya, Tuhan memuliakannya di atas semua nabi.

Kecuali karena cinta sejati, haruskah Aku memberi wujud bagi langit?

Aku gerakan roda langit, sehingga engkau memahami kedahsyatan cinta.

Langit berputar karena para pecinta, roda berputar demi cinta.

Bukan karena tukang roti atau pandai besi, juga bukan karena tukang kayu atau ahli obat.

Langit berputar mengelilingi cinta: Menjulang, maka kita dapat mendaki!

Perhatikan, "Jika bukan karena engkau, tidak akan Kuciptakan...". Apa yang Dia katakan? Muhammad adalah cinta pilihan-Ku.

Karena waktu kita berkisaran di sekitar cinta. Sampai kapankah kita akan mengelilingi sampah ini?"


"Kebijaksanaan Tuhan dalam maksud dan titahNya telah menjadikan kita sebagai para pecinta satu dengan yang lainnya.

Takdir telah menetapkan segalanya berpasang-pasangan di dunia ini dan menempatkan mereka dalam cinta dengan pasangan masing-masing.

Setiap bagian dunia berhasrat terhadap pasangannya, seperti sawo dan jerami.

Langit berkata kepada bumi: Kau mendekat padaku bagai besi dengan magnet.

Perempuan berhasrat pada laki-laki, sehingga mereka dapat menyempurnakan pekerjaan masing-masing.

Tuhan meletakkan hasrat dalam laki-laki dan perempuan, sehingga mereka menemukan hidup dalam penyatuan mereka.

Dia menempatkan hasrat pada masing-masing dan kemenyatuan mereka membuahkan keturunan.

Seratus ribu ular dan semut, seratus ribu pemakan makanan mereka sehari-hari-masing-masing mencari bagian, masing-masing memiliki kesusahannya sendiri-sendiri.

Oh, setiap buah yang berbeda berpaut pada ranting, setiap mangkuk anggur yang berbeda, memabukkan kita dan menjadikan kita bahan ejekan.

Di balik selubung dua ratus wanita menggores pipi-pipi mereka dan membentur-benturkan kepala mereka, setiap janda berasal dari bukan pasangannya.

Kail seorang pengail menancap pada mulut setiap ikan-seseorang berteriak, `Oh sayang', yang lain, 'Betapa eloknya'.

Jibril menari-nari karena cintanya pada keindahan Tuhan, ifrit karena cintanya pada setan betina.

Setiap orang dijadikan untuk satu tugas tertentu, hasrat padanya disemayamkan dalam hati.

Mungkinkah tangan dan kaki bergerak tanpa hasrat? Mungkinkah ranting dan dedaunan bergerak tanpa angin?

Raja membisikkan kata-kata di telinga setiap orang-kepada setiap roh Dia memberi pesan yang berbeda-beda.

Perang di tengah-tengah makhluk, kebencian di tengah-tengah kehidupan-Dia meletakkannya dalam setiap keadaan: Adalah teman yang baik!

Dia berbicara manis dan mengalirkan kata-kata pada bunga dan menjadikannya tertawa, Dia menjadikannya sudut lembut pada kabut dan membasahi matanya.

Dia berkata pada bunga, 'Perayaan adalah yang terbaik'. Dia berkata pada kabut, 'Menangis adalah yang terbaik'. Tiada seorang pun menerima nasihat orang lain.

Dia berkata pada cabang, `Menarilah; pada dedaunan, `Bertepuklah; pada langit, 'Berputarlah mengelilingi rumah bumi yang besar ini'.


Sumber : Hidup Bahagia Cara Sufi
Kumpulan Karya Puisi


Category Article