Syair Kepedihan | Faisal Muhctar Al Khaufi

Syair Kepedihan
Faisal Muhctar Al Khaufi

hasniah, ijinkan aku menutup rapat-rapat
buku harian ini dan mencoba melupakan kutukan
pada mantra garis tangan karena sebuah kata-kata
yang diiringi lapar dan memar telah memaksa aku
mencintai bisingnya suara mesin-mesin

bahkan aku tak pernah melihat matahari dan menghirup
wewangian musim, tak ada lagi bunga – bunga yang dapat
aku jadikan kata, tak ada lagi hujan yang dapat aku tafsirkan
pagi, siang, sore dan malam hanyalah hamparan lautan keringat

sungguh percikan bunga – bunga api dan kerasnya suara rimmer
pelan – pelan mengikis mata hati ini, betapa pedihya saban hari
mencintai sepatu boot, seragam, masker dan sarung tangan juga
memberi salam pada mata – mata sipit adalah keharusan

namun, jauh di dalam batin ini aku sudah menata rumah paling indah
untuk kita berdua.


Karawang 2005


Category Article