TELAH KULEPAS PAKAIAN SUNYIKU

TELAH KULEPAS PAKAIAN SUNYIKU
Isbedy Stiawan ZS

Akhirnya pakaian kesunyian di tubuhku bertahuntahun
akan kulepas. Bulan depan,
seorang pangeran tanah seberang meminang
dan akan membawaku
naik istana impian. Kulihat bulan rekah dan bintang
selalu memainkan mata
untukku, hingga terkenang tahuntahun kesunyian
ditambah dua belas bulan tualang dari kamar ke kamar
di sejumlah kota atau tempat…
mohon restu, kataku.

Kukirim ke sejumlah teman dan
kekasih lama, di kota kelahiran yang
menanam jasad bunda. Di kota yang membuatku terlelap
dan terlunta: kehilangan jalan.

Tapi, kota juga yang menapaskan matahari yang
sempat redup dalam dadaku. Menari aku
dalam bayangan Tuhan, seperti musa yang mengajari
bagaimana mencintai-Nya. Akhirnya
akan kulepas pakaian kesunyian dan pencarian. Serupa
hawa aku akan tersungkur
di bawah kaki Pangeran! Terimalah kekurangan segala, bisikku. Kukirim mohon restu
dan ikhlas dari kalian yang pernah mencapai hatiku

Lupakan harihari kenangan. Hapus pulaupulau yang
membuatku mabuk, coret jalanjalan
yang membuat kalian lupa keabadian. Pelaminan
dan istana impian akan selalu
bercahaya dengan getar Cinta. Lalu kenang beratus ciuman
yang pernah kuikhlaskan
melekat dalam cintamu. Tapi, usah kau jadikan
sejarah karena silsilah tak lagi menandai
kita. Lampu kamar, bahkan telah benderang

Akhirnya akan kuhidupkan lampion dalam tubuhku.
Aku akan setia menanti pangeran
yang tiba dan melabuhkan perahu letihnya. Serupa dermaga
tua kuterima sauh,
betapa pun perih!
sudah cukup lama kukenakan pakaian sunyiku.

Aku siap dilamarmu kini!
Pakaian pengantin. Kursi pelaminan, ranjang
perkawinan terasa bersinar
dalam mataku. Aku sepenuhnya akan melangkah,
melupakan tanah
bunda. Mengenang gerimis yang menyambut pestaku
Telah kulepas pakaian sunyiku, Pangeranku!

23 Agustus 2002


Category Article ,