TIBA DI PERSIMPANGAN YANG BERNAMA KOTA: JAKARTA

Ari Saptaji

foto-foto candid

aku capek membayarmu: rahang-rahang jalan tol, bougenville
di bawah flyover, billboard-billboard masif, dan selokan kental.
kapankah sabat di lipatan atmosfirmu? dari kaum berdasi sampai
gelandangan, langit abu-abu dan seiris dangdut cinta. "di manakah
kasih setiamu, sayang?"

engkau mabuk darah. namamu di kening.

siapakah yang menyadari ketuaanmu? wajahmu malih dalam setiap
labirin peradaban, dan kini - apakah yang terjadi dengan
jalananmu? - menjebak dalam kemacetan lalu lintas. pintu
ditutup. lift melaju naik. bagaimana kita tahu akan dibawa
ke rembulan atau matahari? tarifmu betul-betul berantakan.

destination unknown.

kucari taman-taman dengan tepi kolam tempat bercengkerama sambil
memandang sepasang angsa. apakah engkau masih percaya akan
kekuatan doa? dan bertanya: mengapa hidup juga dan bernafas
di hiruk-pikuk ini? bawa, bawalah dalam mimpi....

Yogya, 1994


Category Article